Total Tayangan Halaman

Jumat, 24 September 2021

Project2. Penilaian terhadap Film HER

 FILM HER

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    okay teman-teman, balik lagi dengan saya Candra Darmawan. kita lanjut nih pada blog ke-2 saya. Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba menempatkan diri sebagai kritikus nih gaess. FYI aja, kritikus itu orang yang bertugas mengamati serta memberikan penilaian berupa kritik terhadap suatu karya. kali ini, karya yang akan saya coba nilai secara mendalam yaitu film yang berjudul "HER".  Jadi film ini menceritakan seorang pria bernama Theodore yang memiliki sebuah OS jenis OS1 bernama Samantha(nickname bisa berubah). Lambat laun, karena kecanggihan OS1 ini layaknya manusia membuat Theodore merasa nyaman dengan OS1 ini dan akhirnya mereka sempat berpacaran. singkat cerita pada ending film, OS1 ingin berpisah dengan Theodore dikarenakan dia merasa tidak mungkin bisa hidup bersama Theodore dengan kondisi dunia yang berbeda. akhirnya, mereka berdua berpisah untuk selamanya. sejujurnya tidak sesingkat ini ceritanya, saya hanya menjelaskan garis besar film. tidak perlu berlama-lama lagi kita masuk pada inti pembahasan. Lets gooooo!!!!!!

      1. Pandangan anda terhadap OS1!

Menurut pemahaman saya mengenai film Her ini terkhusus pandangan terhadap OS1 ini hanya bisa bilang “WAOWWW”. Dilihat dari modelnya, teknologi tersebut agaknya jauh lebih hebat dibandingkan teknologi yang sekarang kita gunakan. OS1 ini kalau saya perhatikan berdasarkan filmnya dibuat tidak serta merta layaknya OS biasa melainkan settingan programmnya disetting layaknya manusia. Disini minusnya dia tidak memiliki bentuk fisik seperti manusia saja melainkan headset dan kotakan kecil yang bisa berbicara layaknya manusia. Akan tetapi, overall OS1 hasilnya seperti manusia tanpa bentuk fisik. OS1 ini Kalau di zaman sekarang seperti teman-teman yang LDR(Long Distance Relationship). Karena sama-sama memiliki perasaan, bisa berbicara, bikin baper, bisa diajak bertukar pikiran,  sayangnya tidak bisa disentuh hahahaha. Jadi menurut saya, mungkin saja OS1 adalah bentuk penciptaan yang idenya diambil dari orang-orang LDR:). Menurut pendapat saya begitu, kalau menurut teman-teman yang lain gimana??? Tulis di kolom komentar yaaa.

Peran OS1 di film her ini memiliki sisi positif dan negatifnya menurut saya. Saya sejujurnya mengira kalau film Her ini akan menceritakan sesuatu yang lebih kompleks lagi seperti ide-ide yang menggerakkan hati orang IT disana mengapa ingin membuat OS1 ini. Dan  saya juga mengira bahwa OS1 pada film ini akan diceritakan seperti sesuatu yang mengambil kehidupan manusia dengan jalan peperangan gitu. Sederhananya kayak film war antara manusia vs OS dengan karakter Theodore menjadi pahlawan di film tersebut. Namun, ternyata filmnya tidak seaction itu. Ternyata lebih banyak baper-bapernya hahahaha. Tapi seru juga karena ada pengaruhnya pada dampak sosial. Kita akan membahas pada bagian selanjutnya.

Overall, peran OS1 pada film ini bagus sekali dengan catatan jangan di skip saja kalau nonton. Sebagai anak IT, film ini salah satu yang recommended menurut saya, apalagi bagi teman-teman penyuka operasi sistem. Semoga kedepan dapat diimplementasikan di kehidupan nyata, tidak hanya di film.

 
2. Dampak sosial jika OS1 di gunakan dalam kehidupan sehari-hari!

Setelah menonton filmnya, saya rasa ada sisi positif dan negatifnya kalau dilihat. Sebelumnya, kita perlu paham bahwa teknologi benar-benar membantu kita salah satunya dalam segi kehidupan sosial. Kita tidak perlu membahas OS1nya dulu teman-teman, kita lihat dengan teknologi saat ini saja. Salah satu contohnya, kita bisa berinteraksi dengan siapa saja, kapan saja, dan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu eakkk. Dan ini benar-benar work it menurut saya pribadi. Walaupun sisi negatifnya muncul sifat “ANSOS” karena minimnya interaksi sosial secara langsung.

Nah, tanggapan saya tentang OS1 merujuk pada alat yang bisa membantu kita keluar dari sifat Introvert. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, OS1 diprogram untuk bisa mengerti, mendengar, dan memahami perasaan kita sebagai manusia. Diapun bisa berinteraksi dengan kita layaknya manusia. Sehingga OS1 agaknya cocok gitu buat teman-teman yang sampai saat ini mungkin tergolong Introvert. Manfaat lainnya juga menumbuhkan kepercayaan diri teman-teman yang sulit berbaur dengan lingkungan sosial karena trauma atas kejadian tertentu. Walaupun begitu, saya tidak setuju jika manusia berteman dengan sistem operasi dalam hal ini OS1 apalagi sampai jatuh cinta. Lagipula tidak baik juga bila kita terlalu terbiasa menggunakan OS1 dalam kehidupan sehari-hari. Karena, ditakutkan kita yang tadinya ceria, humoris, dan care pada banyak orang malah menjadi tertutup, suka ketawa sendiri tanpa alasan yang jelas, dan kecanduan berlebihan terhadap teknologi. Saya sendiri menganggap bahwa pecandu teknologi sama halnya dengan pecandu narkoba. Sebab apa? Sebab sama-sama menghilangkan akal sehat. Makanya, OS1 ini bagaikan pisau. Kamu bisa menggunakannya untuk memotong ayam, ikan, dan lainnya. Akan tetapi pisau tersebut juga bisa membunuh orang atau dirimu sendiri. Begitu juga dengan OS1, tergantung dari cara kamu menggunakannya dan apa tujuannya dalam hal ini dari segi sosial atau kehidupan sehari-hari.

Pengaruh OS1 dalam kehidupan sosial ini memang memiliki sisi positif dan negatifnya. Berhasil atau tidaknya pengimplementasian OS1 ini dalam kehidupan sehari-hari tergantung dari diri kita sebagai pengguna atau user. Satu hal yang perlu saya dan teman-teman ingat bahwa sepintar apapun sebuah OS, user harus jauh lebih pintar dari OS tersebut. Kira-kira ini tanggapan saya bila OS1 diterapkan pada kehidupan sehari-hari 

     3. Jika anda sebagai Theodore apa yang seharusnya anda lakukan?

pertanyaan yang muncul salah satunya “bagaimana sih jika kita adalah Theodore?”. Disini saya akan mencoba menempatkan posisi saya sebagai Theodore. Sedikit informasi, Theodore adalah pemeran utama dari film ini. Dia diceritakan sebagai orang yang menjalin kasih dengan OS. OS ini dalam film disebut OS1. Okay sedikit saja dulu, selengkapnya akan kita bahas pada topik selanjutnya.

Jika saya sebagai Theodore, secara akal sehat saya tidak akan mau memiliki ikatan dengan sebuah OS. Kita tidak berbicara dari agama karena sudah pasti hal tersebut dilarang, kita bicara secara akal sehat dulu. Agaknya tidak rasional kita have fun dan bahagia dengan sosok yang tidak bisa sentuh. Itu lucu menurut saya. Terlepas seberat apapun masalah yang kita miliki, tidak pantas saja menurut saya. Maaf kalau sedikit vulgar, pada scene film tertentu diperlihatkan Theodore berusaha berhubungan badan dengan OS tersebut dengan media seorang wanita bernama Isabella walaupun endingnya tidak jadi. Ini menunjukkan Theodore sendiri tidak mampu mengontrol dirinya untuk bisa menjadi user yang smart. Jika saya sebagai Theodore, saya tidak akan mengambil langkah gegabah seperti itu. Maksudnya, langkah yang gila menjadikan seseorang yang tidak kita kenal sebelumnya sebagai media penyalur hasrat dengan sebuah OS. Sangat tidak masuk akal.

           Sumber masalah pada film ini berkaitan dengan perasaan dimana Theodore kehilangan istrinya yang dia cintai sehingga dia mencari pelampiasan dalam hal ini OS1 dengan nickname Samantha. Jika saya menjadi Theodore, saya akan melakukan sesuatu yang berlawanan. Saya akan membiarkan diri saya tenang sejenak untuk bisa berdamai dengan diri sendiri dulu. Membiarkan hati yang terluka ini kesempatan bahagia dengan aktivitas lain yang lebih bermanfaat. Kelak, jika sudah siap untuk membuka hati, baru mulai mencari seseorang yang bisa mengisi, memperbaiki, dan menjadi teman hidup untuk selamanya. Kira-kira ini pernyataan jika saya menjadi Theodore. 

         4. Pandangan anda terhadap Siri, Bixby, Cortana, Robin, Google Asisten terhadap             OS1!

Disini saya akan berusaha menjelaskan pandangan saya terhadap Siri, Bixby, Cortana, Robin, Google Asisten terhadap OS1. Dan teman-teman untuk topik kali ini itu tidak ada dijelaskan di film, jadi saya berusaha mencari referensi di internet. Tapi tenang aja, saya tidak copas 100% dari internet. Saya akan berusaha menjelaskan berdasarkan pemahaman saya, supaya teman-teman yang membaca blog ini mengerti.

1.      Siri

Modelnya sama seperti google asisten sebenarnya, jadi kalau kita mau melakukan aktivitas seperti telepon orang misalnya, kita cukup menggunakan suara saja. Dan di Siri karena sudah lebih modern, disiapkan sebuah fitur dimana kita tidak harus repot-repot mengingat kata kunci dalam menggunakannya. Jadi, sangat berbeda dengan perangkat lunak(software) yang konvensional.

2.      Bixby

Model ini merupakan OS buatan samsung. Jadi teman-teman yang menggunakan samsung wajib tahu OS ini. Terdapat satu fitur canggih di bixby bernama Bixby Routine. Fungsinya merekomendasikan aktivitas secara otomatis sehingga user tidak perlu mengulang-ulang aktivitas yang sama. Manfaatnya bisa menghemat waktu dan efisiensi kerja.

3.      Cortana

Model ini merupakan OS buatan Microsoft. Kalau dari fitur sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok. Cortana bisa mengirimkan pesan, menelepon, membuat memo, dan lain sebagainya. Sedikit informasi yang saya ketahui bahwasanya penciptaan Cortana oleh Microsoft didasari oleh pembuatan Siri. Siri ini merupakan OS buatan Apple yang sebelumnya sudah saya jelaskan. Mungkin Microsoft ingin membuat Osnya sendiri untuk menandingin OS Siri. Tapi sepaham saya, OS Cortana masih banyak yang perlu diperbaiki. Jadi, mungkin saja sampai sekarang Siri masih lebih baik dari Cortana.

4.      Robin

Model ini juga berdasarkan referensi yang saya baca menjadi OS yang dibuat untuk menyaingi  Siri kepunyaan Apple. Entah mengapa banyak OS yang ingin menyaingi Siri salah satunya Robin. Robin bisa melakukan perintah-perintah dasar seperti mengirim pesan, menelepon, peringatan lalu lintas, dan lainnya. Mungkin sampai sekarang OS ini masih dikembangkan sampai mampu untuk menandingi Siri.

5.      Google Asisstant

Ini OS yang sekarang banyak dipakai orang-orang. Nilai plusnya disini kita tidak perlu mengetik sama sekali jika mau mencari sesuatu. Cukup menggunakan suara saja langsung dijalankan. Kita mau menyuruh apa saja pasti dilakukan sehingga terasa seperti punya asisten pribadi sendiri. Menurut saya Google Asisstant ini yang cara kerjanya hampir mirip dengan OS1.

     Itu adalah uraian singkat terkait OS. Nah saya melihat bahwasanya apapun OS yang ada itu memiliki tujuan yang sama yaitu memudahkan aktivitas manusia. Masing-masing OS juga memiliki karakteristiknya sendiri dan selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Namun, secara pribadi saya melihat model Google Assistant yang hampir mirip dengan OS1. Hanya, perbedaan yang paling kelihatan adalah OS1 bisa merespon user atau bisa diajak komunikasi sedangkan Google Assistant tidak bisa merespon user. Saya bisa mengambil hipotesis bahwa OS1 dalam dunia komunikasi tergolong komunikasi dua arah sedangkan Google Assistant tergolong komunikasi satu arah. Ini menurut pandangan saya. Jika ada yang kurang atau ingin menambahkan boleh komen dibawah:).  
 
5. Apa pandangan anda terhadap jalan cerita film HER!
    Okay masuk pada poin terakhir yaitu pandangan saya dalam melihat alur cerita film Her. Seperti yang saya bilang diawal bahwa film Her ini recommended sekali buat anak IT khususnya yang hobi pada bidang OS.  
     First Impression saya terhadap film ini awalnya bingung karena dari judulnya Her tapi cover depan itu cowok. sepaham saya Her dalam bahasa inggris merujuk pada kata ganti orang berjenis kelamin perempuan wkwkwk. Kalau menurut saya pribadi, alur ceritanya tidak terlalu membingungkan dengan catatan jangan di skip. Banyak sekali teknologi-teknlogi yang ditampilkan membuat penonton berpikir bahwa dunia IT itu tidak sebatas merakit komputer saja melainkan cakupan ilmunya luas. Contoh saat Theodore bermain game, itu terlihat sangat keren karena kontrolnya menggunakan tangan kita langsung dan Visualisasinya juga keren seperti nyata. Lalu, disaat kirim email terlihat dia tidak mengetik sama sekali. Hanya bermodalkan suara dan mendapat feedback itu yang keren sekali bagi saya. kemudian pada menit ke 16:08 diperlihatkan scene OS1 mengoreksi pelafalan dan tata bahasa emailnya Theodore. Dan masih banyak lagi kecanggihan yang diperlihatkan di film ini. Jadi mindset para penontonnya itu pasti terbuka kalau nonton film ini, dijamin. Tapi ada beberapa poin minus di film ini versi saya. Yang pertama, film ini mengandung konten dewasa. Pada film ditunjukkan beberapa scene yang saya rasa tidak cocok untuk anak dibawah umur. Kemudian banyak kata-kata yang tidak bagus dimunculkan pada film ini. Dan yang terakhir unsur romancenya terlalu berlebihan. Sehingga film ini hanya boleh ditonton minimal usia 18 tahun menurut saya. Tapi itulah budaya, saya tidak bisa marah karena bagi mereka 3 poin minus yang saya sebutkan tadi adalah hal yang biasa bagi mereka namun menjadi tidak biasa bagi kita orang Indonesia. Istilahnya masih tabu.  
    Jadi ini menurut pendapat saya mengenai film Her. Tidak dapat dipungkiri, buatan tangan manusia pasti ada saja poin plus dan minusnya. Namun, inilah hasil pengamatan saya pada film. bagaimanapun filmnya bagi saya cukup menarik dan bagus untuk siapa saja yang berminat dalam dunia IT.

      6. Closing

     Jadi mungkin itu saja guys yang bisa saya bagikan pada blog kali ini. Danke sudah baca dari awal sampai selesai yaa. Stay healty guysss. Kita ketemu lagi pada kesempatan berikutnya dengan blog-blog lainnya yang pasti lebih menarik. See you guys👋😁

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



2 komentar:

bonto3s-08 mengatakan...

Good opinion :D

Candra Darmawan mengatakan...

Danke kak🙂🙏🏻

Project 3 Administrasi Sistem

OPINI MENGENAI PERAN PENTING   STORAGE GATEWAY PADA ERA 5.0 Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Halo, kembali lagi dengan saya Ca...